Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 27 Maret 2017

Mengenal Juara 1 Matematika OSN Surabaya. Jansen Ken Pregasio

"Waaaaaaa!!!!!!!!!" Dua orang gadis kecil menjerit bersamaan, dengan posisi kaki sudah bersiap-siap naik  atas meja lipat. Sekali lagi MEJA LIPAT!!!! "Tolooooong!!!!!"  Dan jika pertolongan tidak kunjung datang, teriakan akan bertambah, "Kennnnn!!!!"

Biasanya munculah kemudian seorang anak laki-laki berkulit putih, bermata sipit dan berkaca mata membawa gulungan kertas. Dan dengan tampang bak Knight in shining armor dia menghampiri gadis-gadis, mencari sumber masalah lalu, "Plokkk!" Gulungan kertas di pukulkan  ke meja, menghilangkan sumber masalah seketika. Biasanya sih sumber masalahnya sepele saja, anak kecoa yang baru belajar terbang misalnya.


Kedua cewek yang suka menjerit heboh karena kemunculan serangga itu sudah pasti Qyara, dan Una. Dan pahlawan yang jadi penolong tak lain dan tak bukan adalah Jansen Ken Pregasio, yang memang sangat hobi mengejar-ngejar serangga. Demikianlah keseharian di Rumah Bo2 Surabaya, yang konon sebagai tempat belajar dan bermain anak-anak pecinta matematika. Well, Anak-anak yang lain memang bermain, itu fakta. Kenlah yang lebih sering belajar.

Bagi banyak orang, matematika itu luar biasa susah dan membosankan. Tapi jika anda bertanya pada Ken, panggilan akrab anak luar biasa cerdas ini, maka bisa dipastikan bahwa baginya, Matematika adalah pelajaran paling menyenangkan. Dan baginya belajar matematika jauh lebih mengasyikkan dibanding semua permainan yang pernah ada.


Jadi jika kini dia menjadi juara 1 OSN tingkat Kota Surabaya, itu bukanlah hal yang mengejutkan mengingat kerja kerasnya selama ini. Ken lah orang yang sanggup berkonsentrasi tinggi mengerjakan soal-soal olimpiade selama 2.5 jam penuh, sementara yang lain otaknya terasa ngebul dalam 1.5 jam saja. Bagaimanapun soal olimpiade Matematika tak pernah semudah soal matematika reguler yang biasa.

Itupun ketika diumumkan pelajaran usai jam 20.30 biasanya dia akan menawar lagi, "Nggak bisa jam sembilan atau setengah sepuluh gitu tah, Pak?" Biasanya kami para orang tua menggodanya, "Ya kalau gitu kamu nginap aja disini sekalian, Ken." "Oh ya ga papa, tambah senang saya!" Selalu begitu jawabnya.

Dan rupanya sikapnya yang tidak pelit ilmu, tenang serta "ngemong" pada muda ini membuat Ken seringkali menjadi sosok yang seringkali dituakan oleh teman-temannya. "Menjaga" Rayyan yang menjadi peserta termuda OSN Surabaya misalnya, atau mengajari Qyara dan Una ketika belajar bersama-sama. Itulah mengapa secara keseluruhan, Ken dan teman-temannya bisa bersahabat secara dekat dan begitu akrab.

Dan setelah ini Ken dan kelima temannya yang lain yaitu aldyto, Timothy, Calvin, Evan dan Eying akan mewakili kota Surabaya menuju OSP Jawa Timur 2017. Selamat berjuang semuanya, buatlah Indonesia bangga dengan kecemerlangan prestasi kalian semua.

2 komentar:

  1. Wah selalu speechless sama anak anak dengan kemampuan kecerdasan tinggi seperti ini

    BalasHapus
  2. Saya juga speechless kok. Konon katanya dunia olimpiade itu keras dan kejam. Tapi anehnya para 'pemain'nya saling berteman dan bersahabat satu sama lain. Begitu juga orang tuanya. Dan salutnya lagi kami tak memandang agama, etnis maupun ras. Kalau ketemu pasti seru dan gayeng.

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll

About